masukkan script iklan disini
Alhamdulillah Ladang Doa mempersembahkan Seklumit Profil Mbah Kyai Hafid Nogosari dan doa serta Karomahnya : silakan di baca....
Di Kabupaten Jember ada beberapa tokoh
yang sering di ziarahi banyak orang, diantara makam ulama yang paling ramai serta paling banyak di
kunjungi masyarakat di kabupaten Jember yang pertama Makam Habib Sholeh Tanggul,
yang kedua Makam Mbah Kyai Muhammad Shiddiq Jember Kota, dan yang ketiga
Makam Mbah Kyai Hafid Nogosari Rambipuji.
KH Ahmad Hafiduddin bin Usman Basyaiban, yang
lebih dikenal dengan sebutan Mbah Kyai Hafid Nogosari (gelar
Nogosari karena beliau tinggal dan juga wafat di desa Nogosari) beliau
berasal dari Desa Brongkal Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang. Ayah beliau
sendiri bergelar Kyai Ageng Usman berasal dari mataram dan masih ada keturunan
dengan Raden Fatah sekaligus juga keturunan Prabu Brawijaya Majapahit, Kyai
ageng Usman sendiri makamnya ada di pemakaman Gribik malang.
Kyai Hafid pada waktu masih muda selain
belajar ilmu agama kepada ayahnya sendiri juga menimba ilmu agama kepada KHR
Khozin bin Khoiruddin bin Ahmad Al-Adhomat Khon Siwalan Panji Sidoarjo, yang
kelak juga menjadi mertuanya. Setelah bebarapa tahun beliau belajar kepada Mbah
Kyai Khozin, Kyai Hafid berangkat menimba ilmu di Mekkah kurang lebih selama
tujuh tahun.
Sepulang dari belajar ilmu agama di Mekkah
Kyai Hafid kembali mengabdi kepada gurunya Kyai Khozin di Siwalan Panji, dan
beliau pun di ambil menantu oleh Kyai Khozin dan dinikahkan dengan putrinya Nyai Muhsinah binti Kyai Khozin.
Di kisahkan oleh Kyai As’ad Syamsul Arifin
Situbondo merupakan teman Kyai Hafid dan juga sama-sama santri dari Mbah Kyai
Khozin. Bahwasanya suatu ketika Kyai Khozin menyatakan ini calon Walinya Allah
sambil menunjuk kepada Kyai Hafid yang masih muda. Cerita diatas disampaikan
oleh Kyai As’ad pada waktu memperingati acara 40 harinya wafatnya Kyai Hafid
Nogosari.
Setiap hari minggu beliauMbah Kyai Hafid
Nogosari mengadakan pengajian kitab
tafsir secara umum yang banyak di hadiri oleh masyarakat dan kyai-kyai sekitar
kecamatan Rambipuji. Beliau sangat memegang teguh ilmu syariat. Ketika membaca
ayat-ayat suci al-Quran suara beliau sangat tartil, merdu dan sangat fasih, beliau sangat
hati-hati dan benar-benar menerapkan ilmu tajwid seuai makhorijul hurufnya.
Begitu juga ketika beliau membaca aurad dzikir-dzikir beliau membacanya dengan
cara perlahan tidak terburu buru, karena bahasa arab beda pengucapan artinya
bisa jauh berbeda.
Amalan utama Mbah Kyai Hafid, yang menjadi
dasar hidup yang sangat di pegang teguh ada 2 hal, yaitu :
1. Mengerjakan wudlu di usahakan dengan
sesempurna mungkin
2. Mengerjakan shalat di usahakan dengan
sesempurna mungkin
Kemulian seorang hamba di hadapan Allah di
ukur oleh ketakwaanya, ukuran ketakwaan seeorang tergantung kualitas shalatnya.
Ukuran kualitas shalatnya seseorang tergantung dari kualitas wudlunya. Semakin
manusia dekat dengan Tuhanya maka semakin baguslah shalatnya, shalat yang bagus
karena orang tersebut senantiasa memperhatikan wudlunya. shalat adalah gerbang
ma'rifat menuju mihrab ilahi rabbi, dan wudlu adalah kuncinya.
Maka jika seseorang ingin merubah
prilakunya maka ubahlah cara shalatnya, dari shalat yang biasa-biasa di usahakan
menjadi shalat yang berkualitas. Untuk bisa melakukan shalat secara berkualitas
maka perlu di ubah cara wudlunya, dari cara wudlu yang biasa-biasa saja di
usahakan wudlu sesempurna mungkin.
Sampai-sampai Mbah kyai Hafid ketika akan
melaksanakan shalat beliau berdandan terlebih dahulu, memakai minyak wangi,
memakai celak, memakai jam tangan, memakai sarung paling bagus, pakainpaling
bagus, jubahpaling bagus, serban yang paling bagus. Dan beliau beliau senantiasa
mengerjakan shalat lima waktu secara berjamaah. Sehingga apabila ada santri
atau salah satu keluarga beliau tidak shalat berjamaah maka beliau tidak
segan-segan untuk memberikan hukuman.
Karomah-karomah beliau
Beliau tidak hanya terkenal dengan
kealimnya tapi juga dengan kekeramatanya, banyak orang yang sowan kepada beliau
minta sambung barokah doa, mulai dari habib, ulama, kyai, masyarakat umum dan
orang-orang non muslim, juga orang-orang tionghoa atau china. Habib Muhammad bin
Ali Al-Habsy dari Ketapang Probolinggo sendiri sangat menghormati Mbah Kyai
Hafid Nogosari, sampai-sampai karena ta’dzimnya Habib Muhammad beliau tidak
berani duduk dihadapanya tanpa seizin Mbah Kyai Hafid.
Menurut beberapa sumber yang bisa
dipercaya salah satu kekeramatan Mbah
Kyai Hafid yang luar biasa yang Allah anugrahkan bahwasanya beliau sering
dirawuhi (di kunjungi) Rasulullah secara yaqdlohsecara sadar. Kejadian ini sering terjadi kepada orang-orang
yang sudah menjadi pilihan Allah, yang memiliki tingkat mahabbah billah
serta mahabbah birrasul yang tinggi.
Suatau hari sekitar tahun 1975 Mbah Kyai
Hafid kedatangan tamu istimewa dari Brongkal Malang, yang tidak lain adalah
adik kandung beliau sendiri yang bernama KH. Muhammad Kholil bin Usman (Mbah
Kholil Brongkal) yang rencana mau pamitan kepada sang kakak untuk menunaikan
ibadah Haji.Belum sempat kyai Kholil masuk rumah tiba-tiba Kyai Hafid sudah
keluar untuk menyambut sang adik langsung menciuminya dan memeluknya begitu
lama sambil beliau menangis, dengan suara gemetar Mbah Kyai Hafid mengucapkan
waktunya sudah tiba – waktunya sudah tiba. Ternyata sang adik tercinta di
panggil oleh Allah dan di makamkan di mekah.
Ada suatu kisah yang menarik, suatu hari
Pak Sholeh sowan kepada Mbah Kyai Khotib Abdul Karim Curah Kates- Ajung Jember
yang juga terkenal kekeramatanya, banyak yang mengatakan jika Kyai Khotib
adalah seorang Waliyullah.
“Namamu siapa dan darimana”? tanya Kyai
Khotib
“Nama saya Sholeh dari Nogosari Kyai”,
jawab sang tamu
Kamu beruntung tinggal di Nogosari, disitu
ada wali agung yang masih hidup dan kedudukanya lebih tinggi dari saya, kyai
Hafid itu adalah qutub. Begitu kata Mbah kyai Khotib kepada pak sholeh.
Suatu ketika mbah Kyai Hafid di depan
rumah beliau, tiba-tiba Kyai Hafid berteriak-teriak memanggil Wahyu......
Wahyu.... kamu segera kesini. Wahyu adalah Khadam sekaligus santrinya Mbah Kyai
hafid
“Ada apa Mbah Kyai” ? tanya Wahyu
“Sebentar lagi akan ada peristiwa besar,
aku melihat di langit ada tulisan besar Lailaha illa Allah Muhammadur
Rasulullah, yang arahnya dari pasuruan tepatnya di lokasinya Kyai Hamid
Pasuruan, dan aku juga punya tulisan itu berada atasku”.Jawab Kyai Hafid.
Tidak berapa lama peristiwa besar tersebut
terjadi, sang bumi bersedih karena seorang pelayan umat yang penuh dengan
kekeramatan yang di cintai Allah KH Abdul Hamid Pasuruan menghadap kepada sang
Kholiq. Tidak berselang lama dari meninggalnya Kyai Hamid Pasuruan, Mbah Kyai
Hafid pun menyusul menghadap keharibaan ilahi Rabbi pada hari/tanggal Senin 27
Shafar 1406 H, dalam usia kurang lebih 105 tahun dan meninggalkan 12
putra-putri, dan diantaranya yang masih hidup : KH Nur Ali Yasin, Kyai Imam
Ahmad Nur Sadah, dan Kyai Hasan
Peringatan Khaul
Undangan terbuka untuk masyarakat umum
muslimin-muslimat, santri dan juga khususnya para alumni PP Al-Hafidzi. Pada
tahun ini 2015 M/1437 H akan di adakan Khaul ke-31“Al-arif billah
Al-Magfullah KH Ahmad Hafiduddin Bin Usman Basyaiban”. Insy Allah akan di
laksanakan pada hari/tanggal : Kamis 10 Desember 2015, waktu : 08:00 WIB (Pagi
Hari), Tempat : PP Al-Hafidzi Nogosari – Rambipuji – Jember.