masukkan script iklan disini
Ladang Doa - Banyak sekali diantara kita yang memiliki Benda-benda peninggalan leluhur atau warisan dari orangtua atau benda dari kolektor. Benda-benda tersebut supaya tidak pudar pamornya atau gambar dibenda tersebut tidak hilang maka perlu adanya perawatan. walau cuma setahun sekali. Disamping perawatan berfungsi agar pamor benda bisa terlihat jelas, biasanya benda itu memiliki kekuatan yang istilah dalam spiritual memeliki khodam pusaka sesuai jenis pusakanya. Dengan perawatan tersebut fungsi dari keris itu bisa digunakan karena khodam didalamnya aktif. Benda bertuah tersebut seperti keris, tombak dan benda lain yang terbuat dari besi atau bahan lain perlu dirawat agar benda tersebut awet dan khodam yang berada dipusaka tersebut tidak meninggalkan tempatnya.
Cara perawatan benda bertuah keris dan tombak sering disebut juga penjamasan atau dicuci dalam kurun waktu setahun sekali. Biasanya pelaksanaan penjamasan dilakukan pada bulan Suro atau Muharam sekitar tanggal 10-29 suro.
Bahan yang digunakan dalam proses penjamasan pusaka terdiri :
1. Air kelapa muda
2. Asam kawak
3. Belimbing wuluh atau blimbing keris 4. Jeruk pecel/nipis
5. Minyak pusaka
6. Warangan / racun
Sebelum ketahapan penjamasan harus dibedakan jenis pusaka tersebut, mana yang pusaka pamornya galak mana yang biasa. Karena cara mencuci/jamasnya berbeda-beda. Kalau jenis pusakanya galak seperti jenis keris Naga cara jamasnya harus searah dari pangkal keujung cara menggosoknya. Jenis naga tidak boleh menggosoknya naik turun sebab akan merusak pamor keris itu dan bisa menyebabkan khodam pusaka lepas meninggalkan keris itu. Setelah dibedakan jenis pusakanya baru bisa dimulai tahapan penjamasan/pencucian.
Tahapan penjamasan meliputi :
1. Pusaka lepas dari warangkanya, kemudian direndam dalam air kelapa muda selama 10menit (biar warangan luntur semua). Atau bisa langsung cukup dibasahi pusaka tersebut dengan air kelapa
2. Keris digosok dengan asam kawak dengan arah dari bawah sampai ujung pusaka sampai warangan lepas dan terlihat jelas pamor pusakanya. Bilas asam kawak tadi yang nempel dipusaka dengan air kelapa biar bersih
3. Jamas lagi dengan digosok pakai jeruk nipis/pecel dengan arah dari bawah keatas agar warangan bisa lepas semuanya dan pamor terlihat lebih jelas. Kemudian Bilas lagi dengan air kelapa biar bersih
4. Jamas lagi dengan digosok pakai belimbing wuluh/blimbing keris dengan arah dari bawah keatas kemudian bilas dibersihkan pakai air kelapa.
5. Setelah pusaka bersih kita keringkan dengan diangin-anginkan. Baru kemudian kita olesin pakai minyak pusaka dengan arah dari bawah keujungnya memakai kuas biar bisa merata. Lalu dijemur ditempat yang panas agar cepat kering
6. Proses terakhir adalah memberikan warangan (racun). Pemberian warangan ini boleh dilakukan maupun tidak. Jaman dahulu warangan diberikan agar berfungsi meracuni luka orang yang kena pusaka tersebut. Kalau jaman sekarang tidak perlu diberi warangan karena keris hanya merupakan benda antik atau buat koleksi saja bukan untuk senjata perang
Keris yang sudah diberi warangan atau sudah selesai diolesi minyak pusaka dan sudah kering baru dimasukkan kewarongko ( wadah kerisnya ) disimpan ditempat yang sudah disiapkan.
Minyak pusaka biasanya khusus tetapi andai tidak ada minyak pusaka bisa diolesi dengan minyak cendana, melati, mawar atau kenanga. Jangan sekali- sekali mengolesi keris dengan minyak misik za'faron karena bisa merusak pamor dari pusaka tersebut.
Baca juga# Jenis Keris, Pamor dan fungsinya
Setelah tahapan penjamasan tersebut diatas perawatan benda pusaka bisa dilakukan sebulan sekali dengan memberikan/ diolesi minyak pusaka atau minyak khusus seperti tersebut diatas. Apabila perawatan tidak bisa dilakukan tiap bulan cukup setahun sekali tidak ada apa-apa karena minyak pusaka sudah memberikan ketahanan pusaka dari pelapukan/ karat. Moga proses penjamasan ini bisa bermanfaat bagi para kolektor, apabila butuh penjamasan pusaka khusus kami siap membantu.
Terimakasih atas kunjungannya